You are the hope for our globe
Don’t give up nor despair
There’s nothing you can’t repair
You can change this world to a better world
With your souls, with your souls
Do not harm me, I am your truth
Do not kill me, for I’m your youth
I am your hope, I am your truth
I’m your faith, I’m your youth
Bil-qawli wal amal, Antumul amal
(With words and action, You are the hope)
Salimhum Ya Rabb, Salimhum Ya Rabb
(Grant them peace Oh Lord, grant them peace Oh Lord)
Bil-ilmi wal-qalam, Yudfa’u al-Alam
(Through knowledge and the might of the pen, Pain will be pushed aside)
La tansani ana dhamiruk, La tu’zini ana shababuk
(Don’t forget me for I’m your conscience, Don’t harm me I’m your youth)
Sami Yusuf
Di setiap masyarakat pemuda menjadi tulang punggung yg dalam lagu ini ia menjadi “harapan”. Biasanya pemuda ini lebih mudah menerima sesuatu; entah itu baik ataupun buruk. Ia menjadi target utama; menjadi mudah terjerumus pada keburukan ketika tidak punya pegangan yg kuat: agama dan pendidikan. Contoh dari hasilnya adalah apa yg saya lihat tadi siang di televisi. Para pemuda/i rela untuk hujan-hujanan nonton musik di atas panggung. Jangan salah, di antara pemudi itu banyak yg pakai jilbab. Miris…
Keluarga dan sekolah paling berperan dalam membentuk karakter pemuda. Tapi, si empunya diripun juga harus tetap memiliki kemauan untuk tau yang mana yang baik menurut agama dan budayanya. Karena, sekarang konsep berbuat baik, ahlak yang baik menjadi blur dengan adanya modernisasi ala barat yang diklaim sebagai hal yang baik. Jadi ingat lagunya Maher Zain “Yes it’s easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves”
Pemuda/i hujan-hujanan nonton musik – bagi mereka itu adalah hal yang baik, bentuk apresiasi mereka terhadap seni. Wanita berjilbab di tengah konser musik (atau lebih dari itu) – jilbab adalah kewajiban agama, perilaku adalah bentukan diri.
mmmmm……