Kami ingin mengirim hangat peluk kami kepadamu
bisakah kau wakilkan angin
Peluk erat ia dengan hangatmu –
Seperti hangat yang selalu ia berikan pada kami
Embun pagi, dapatkah kau teteskan kasih murnimu padanya.
Sampaikan padanya, kami yang memintamu
Walau tak sama dengan kasih yang ia selimutkan di jiwa kami
Dan awan, pergilah kesana
Lindungi ia dari kecewa, seperti ia melindungi kami
Kukuh ia tak pernah pantang
Di tengah badai dunia yang memporak-porandakan insan lain
Tapi ia tetap tersenyum, meski tak tau doa apa yang selalu
kau panjatkan hingga semangat tak pernah surut darimu
Ya Allah sumber segala sumber,
Ia tak ada menyakiti insan lain
Tak ada lupa kan-Mu,
Menanamkan ilmu pada siapapun,
Ia tak pula terlena nikmat duniawi,
Ia adalah insan yang selalu menjadi sahabat bagi siapapun.
Maka, tidaklah ia sia-sia sebagai manusia,
Ia tauladan kami tuk menjadi anak yang lebih shaleh,
tuk menjadi pendamping yang lebih pecinta,
menjadi kawan yang lebih mendengar,
menjadi saudara yang lebih perduli,
menjadi insan yang lebih berusaha,
menjadi orangtua yang lebih mengerti,
menjadi hambaMu yang lebih mencintaiMu.
ya Allah, tidaklah tidak ia tauladan kami
Jadikanlah tempatnya yang terakhir berkali lipat indah dunia,
Sedamai dan lebih damai dari lantunan doanya
Tempatkan dimana ia kan bahagia abadi dalam kebesaranMu.
karena ia, manusia yang sungguh tauladan kami.
Jakarta, 05-02-2006